Kisah Inspiratif : Ayu Si Peringkat Terakhir

Kali ini saya ingin menyampaikan sebuah kisah. Semoga kisah ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Ayu Si Peringkat Terakhir 


Di suatu kelas yang berisi 25 anak di SD Kemuning, terdapat satu anak bernama Ayu. Setiap pembagian laporan hasil nilai setiap semester, ia selalu mendapat peringkat terakhir. Ibunya bingung dengan anaknya ini, ia tidak bilang bahwa anaknya ini bodoh, namun ibunya bingung bagaimana bisa anaknya selalu menjadi yang terakhir di kelasnya.

Ayu merupakan anak periang yang suka sekali menggambar. Hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan menggambar di kertas. Sepertinya ia tidak pandai soal hitung-menghitung dalam matematika dan tidak pandai dalam pelajaran IPA. Namun, ia sangat pandai dalam menggambar.

Setelah pembagian laporan hasil nilai yang terakhir. Ya benar, Ayu kembali menjadi yang terakhir nilainya tak ada peningkatan. Ibu dari Ayu pun bertemu dengab gurunya dan membicarakan tentang cara belajar Ayu. 

Saat dalam pembicaraan, guru sekaligus wali kelas dari Ayu memberi tahu sebuah kejadian yang sangat unik. Saat pelajaran Bahasa Indonesia ibu guru memberikan tugas untuk menulis tentang teman yang paling baik dan disukai di kelas. Masing-masing anak menulis tetang teman yang mereka anggap paling baik. Dan saat memeriksa tugas tersebut ibu guru terkejut. Semua murid menulis nama Ayu di kertas tugas mereka. 

Ya benar, Ayu memang tidak pandai dalam pelajaran IPA, Matematika, ataupun pelajaran lainnya. Namun ia punya perilaku baik yang jarang sekali dimiliki orang lain terutama teman-temannya. Ia suka berbagi, menolong, menghibur temannya, dan selalu membawa kebahagiaan ke orang lain.

Ibu dari Ayu teringat tentang percakapan ia dengan anaknya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ibu, aku tidak ingin menjadi pahlawan", kata Ayu, "saat pahlawan lewat mereka akan diberi tepukan dan teriakan dari para orang-orang di sampingnya."

Ibu dari Ayu terdiam, ia bingung harus berkata apa. Lalu Ayu berkata, "aku tak ingin menjadi pahlawan Bu, aku ingin menjadi orang-orang di samping pahlawan tersebut saja," Lanjut Ayu, 
"menjadi orang yang selalu mendukung dan memberi kekuatan untuk pahlawan tersebut."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di ruangan guru, saat itupun Ibu Ayu menunduk sambil menangis. Ia tak tahu bahwa anaknya merupakan anak kecil yang selalu baik hati ke teman-temannya dan kepada semua orang di sekitarnya.

Terkadang kita ingin menjadi pahlawan hebat, sosok yang dikagumi banyak orang. Namun, hidup ini tidak dinilai dari seberapa hebat kita, tetapi seberapa berguna kita bagi kehidupan orang lain. Seperti akar tanaman yang tidak terlihat, tertutup timbunan tanah, namun selalu berguna bagi kelanjutan hidup tanaman.


Sekian, terima kasih ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Saya Memilih SMAN 68 Jakarta